Dan biarkan gumam itu tertahan diujung lidah, tak terucapkan. Tapi jangan biarkan gumam itu tertahan di ujung jari, tak tertuliskan.
Monday, March 31, 2014
Tuesday, March 18, 2014
Menghitung
aku menghitung dari satu sampai sepuluh
tekadku, cukup sampai sepuluh
satu, dua, tiga
aku mengerti
kuncup yang merekah
sesuatu sedang berbunga
cantik sekali
kemudian empat dan lima
bunga itu
kian hari kian indah
mahkotanya terbentang anggun
nyaris sempurna
ketika hitungan enam dan tujuh
ia mekar sudah
bersama ronanya
purna cantiknya
purna anggunnya
tapi apa yang terjadi
di hitungan delapan dan sembilan?
warnanya meluruh
bersama mahkotanya yang luluh
juga kelopaknya yang lepas satu satu
dan di hitungan ke sepuluh
aku berharap
bisakah aku mengulang kembali dari satu?
Tuesday, March 11, 2014
Nostalgia
Ini tentang gemuruh yang masih terdengar
Tentang mata yang merah lalu memanas
Aku menyusuri kembali setiap aksara
Aku menekuri satu persatu memori
Aku pernah begitu terbuai
Aku pernah begitu damai
Biarkan aku memeluk ingatan
Tentang rasa yang pernah begitu indah
Biarkan aku mendekap kenangan
Tentang suasana yang pernah begitu damai
Yang sebenarnya adalah
Tidak pernah ada kenangan yang nyata
Hanya aku
Yang merangkai ceritera dan khayal
Tentang bunga yang merekah
Tentang pelangi seusai badai
Tentang kupu-kupu
Tentang istana
Ini tentang setetes air yang bergulir di ujung nostalgia
Tentang terbangun dari mimpi yang begitu melena
Friday, March 7, 2014
...
Tuesday, March 4, 2014
Aku bilang jangan
Di sana kau rupanya
Terkurung dalam asa yang hampa
Terjebak dalam ekspektasi yang membuai
Limbung
Begitu ternyata ceritanya
Puing-puing harap
Yang kau bangun setiap satu bata aksara
Tapi kau dan harga dirimu
Aku melihatmu
Terkurung dalam sebuah kotak kaca
Pengap juga kedap
Dia melihatmu tapi kau rapi dalam topengmu
Dia memerhatikanmu tapi tak ada suara
Dan jadilah kalian sama-sama buta
Orang bilang berhenti
Aku bilang jangan
Karena aku ingin kau berjuang sedikit lagi
Dan setiap kau merasa hampir bosan
Aku ingin kau terus berjuang
Sedikit lagi
Terkurung dalam asa yang hampa
Terjebak dalam ekspektasi yang membuai
Limbung
Begitu ternyata ceritanya
Puing-puing harap
Yang kau bangun setiap satu bata aksara
Tapi kau dan harga dirimu
Aku melihatmu
Terkurung dalam sebuah kotak kaca
Pengap juga kedap
Dia melihatmu tapi kau rapi dalam topengmu
Dia memerhatikanmu tapi tak ada suara
Dan jadilah kalian sama-sama buta
Orang bilang berhenti
Aku bilang jangan
Karena aku ingin kau berjuang sedikit lagi
Dan setiap kau merasa hampir bosan
Aku ingin kau terus berjuang
Sedikit lagi
Subscribe to:
Posts (Atom)