Monday, December 16, 2013

Buat apa mencari "cinta"? Cinta tak pergi ke mana-mana. Karena cinta tak berlari. Karena cinta tak bersembunyi. Sebenarnya cinta itu sudah ada pada tempatnya masing-masing. Kau tau? Bahwa cinta akan berlabuh pada pelabuhannya? Bahwa cinta akan mendarat di bandaranya?

Dan setiap perjalanan akan menemui hambatan. Mungkin, cintamu kini sedang mengalaminua. Bersabarlah, itu takdir, kawan!

Terkadang rasanya pengen
BERHENTI!


07:10
@library
- 6/11/12

(dari seorang teman yang ia tuliskan di buku catatanku, tanpa perubahan)

Tuesday, December 10, 2013



"Mungkin aku ini jelmaan putik kembang sepatu"

Aku dan Analogi

Kau tahu mengapa waktu itu aku sering membawa buku itu? Buku yang kau pernah tanyakan walau hanya sekilas. Semoga kau ingat. Waktu itu aku membawa dua buku sejenis itu. Kau tahu mengapa?

Karena aku waktu itu begitu ingin menyaingimu dalam kata-kata. Mencoba mengumpulkan larik-larik itu dan mempelajarinya. Mencoba membuat milikku sendiri.

Tapi, sekeras apa pun aku mencoba, sebanyak apa pun buku jenis itu yang kubaca, aku tidak akan pernah bisa menyaingimu. Aku tidak akan mampu.


Maka biarkan aku beranalogi saja. Aku sedang senang beranalogi.

Sepotong Kue dan Tentang Rasa Cemburu



Ketika kamu kehilangan momen yang sebenarnya bisa kamu dapatkan, kemudian orang lain mendapatkannya, adalah hal yang paling menyakitkan.

Mudahnya begini. Kamu suka sekali makan cake misalnya. Teman kamu juga sukaaa banget. Kemudian ada orang baik hati menawarkan cake itu. Kalau kalian berdua sama-sama mau, kalian bisa berbagi, masing-masing setengah. Tapi kamu lagi kenyang. Kenyang sekali. Sementara orang yang menawarkan cake itu hanya menawarkan untuk saat itu. Tidak untuk disimpan. Dengan berat, kamu harus merelakan temanmu memakan seluruhnya.

Segalanya akan jauh lebih mudah kalau temanmu itu tidak menceritakan rasa cake itu dengan maksud untuk memanas-manasimu, bukan? Tapi dia terlalu tega untuk sengaja berbuat demikian. Ia katakan di dalam cake itu ada selai strawberry yang sangat kamu suka. Rasa manisnya tidak menyengat dan tidak akan membuat mual jika dimakan sebanyak apapun. Teksturnya lembut dan tidak pernah ada cake seenak itu. Dan kamu telah kehilangan kesempatan yang entah kapan akan datang lagi. Bahkan mungkin tidak akan datang lagi.

Bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya?

Begitulah.

Kamu ingin sekali membencinya. Tapi temanmu itu biasanya baik. Kamu sudah sangat sayang padanya. Semuanya jadi serba tidak enak di kamu bukan?

Nikmati saja rasa sakit itu.

Berharaplah orang yang menawarkan cake itu mengerti rasa sakitmu, kemudian dia mendatangimu. Seorang diri. Dan hanya ada kamu. Kemudian dia memberikan cake yang jauh lebih enak, jauh lebih besar. Maka berharaplah

Monday, December 9, 2013

 Secercah asa dalam tetes embun pagi buta
Segenggenggam harap di sela embus kabut fajar
Hari ini, hari baru
Tentang aku, tentang kamu
*masih di gunung bunder, malam ketika semua orang sudah terlelap*

Malam-Malam Kami





Malam kami gelap
Dalam penghibaan
Dalam penantian


Malam kami malam yang panjang
Dengan selarik sajak tak berujung
Malam kami pilu
Dengan rasa sayat-sayat
Bak operasi tanpa anestesi
Malam-malam kami
Nantian jawaban
Yang senantiasa kami tunggu
Di malam-malam kami


*Gunung Bunder, 8 November 2013, sekitar 23.00 wib*

Sunday, December 8, 2013

Sejenak, Hanya Sejenak

Bangku di sebelah situ kosong
Tak bisakah kita duduk bersama sejenak
Tak perlulah kau berkata sepatah pun
Dan aku juga tak ingin berkata apa pun

Tiga menit bagiku pun cukup
Satu untuk melekatkan namamu
Satu untuk merekam wajahmu
Satu untuk kembali menata hatiku
Kemudian bersiap pergi

Tak perlu ada kata
Karena sejak awal memang tak ada

Tak perlu ada 'kehilangan'
Karena sejak awal tidak ada 'memiliki'


AKU yang naif

tapi,

tak bisakah kita duduk bersama sejenak?

Analogi



Pernah dalam kondisi kayak gini nggak?
Habis olahraga super berat, haus banget, terus di kasih minum. Yang namanya orang kehausan kan nggak cukup ya, seteguk-dua teguk. Lagi nikmat-nikmatnya ngilangin dahaga, tahu-tahu yang ngasih minum ngerebut tempat minum yang lagi kamu tenggak. Kira-kira gimana rasanya?
Itu analoginya. Kamu ngerti nggak?
(Saya sih belum pernah ngerasain ini. Tapi mungkin saya tahu gimana rasanya. Dan berdasarkan kemungkinan itu, saya mengambil situasi ini sebagai analogi)

Lelah Menghijau


Daun-daun itu berguguran satu-satu
Bukan karena sekarang autumn
Bukan pula karena pohon itu akan mati
Tapi karena ia lelah menghijau
Dan tak seorangpun berteduh

Akan ia simpan hijaunya itu
Untuk seseorang yang mendekat padanya
Bukan karena ingin berteduh
Tapi karena ingin melihatnya menghijau kembali

Saturday, December 7, 2013

Aku Tak Ingin Mati




aku tak ingin mati
dikubur cerita
disisih balada
aku tak ingin mati
dari hatimu