Seberapa pun gengsi melingkupi kita, perpisahan tetap menyakitkan.
Seasing apa pun kita pada awalnya, waktu membuktikan kekuatannya. Kita pun tidak mungkin kembali pada keterasingan.
Garis waktu menyaksikan proses kita.
Dalam kecanggungan dan keakraban,
Dalam perselisihan dan perdamaian,
Dalam kesalahpahaman dan kelapangan hati,
Dalam tangis dan tawa,
Dalam ego dan pengorbanan,
Dalam ramai dan sepi,
Dalam doa-doa yang saling silang terkirim.
Seberapa pun kita menafikan, kita sama-sama tahu bahwa perpisahan ini berat bagi kita.
Lebih berat dari penerimaan kita di awal temu. Lebih canggung dari saat mata bertemu mata dan nama saling dilemparkan. Lalu hati saling melempar senyum di balik punggung.
Kita telah berhasil melewati semua hal berat. Satu hal berat lagi seharusnya bisa kita lalui. Meski hal berat itu bernama perpisahan.
Jakarta, 6 November 2017
Ramai tawa anak-anak kelas dua tidak cukup ampuh mengalihkan pikiranku tentangmu dan semua tentang kita.
No comments:
Post a Comment