[Catatan Kajian Ba'da Zuhur]
Tazkiyatun Nafs-Membuka Pintu Taubat
Oleh: Ust. Ade Purnama, Lc. MA
24 Ramadhan 1437 H
Masjid Baitut Taqwa-Kantor Pusat Bea Cukai
Kita sudah memasuki sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan. Kita dianjurkan untuk menperbanyak taubat dan istighfar. Beberapa alasan mengapa kita harus memperbanyak Isthighfar dan Taubat. Khususnya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
1. Manusia adalah tempat salah , maka taubat menjadi kebutuhan
Sama seperti manusia butuh makan, minum, dan istirahat. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah saw. bersabda : "Sungguh Allah lebih mencintai hamba yang bersalah kemudian bertaubat, daripada yang tidak bersalah sama sekali (seandainya ada)."
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿١٣٥﴾
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." {Q.S. Ali Imran : 134}
Pelajaran ayat : jangankan manusia secara umum. Hatta orang yang bertakwa pun bisa melakukan kesalahan dan dosa. Tapi bedanya mereka buru-buru bertaubat kepada Allah.
2. Sebagai orang beriman, kita diperintahkan Allah untuk bertaubat
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٣١﴾
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." {Q.S. An-Nur : 31}
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)." {Q.S. At-Tahrim : 8}
Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziy : dua ayat ini adalah ayat madaniyah, ayat yang turun dalam periode Madinah. Di mana yang menjadi objeknya adalah orang-orang beriman yang sudah teruji keimanannya. Sudah beriman, berhijrah, dan berjihad. Masih diperintahkan bertaubat juga. Maka apalagi kita yang keimanannya belum teruji. Sebagai orang beriman, kita diperintahkan untuk bertaubat.
Jadi taubat itu bukan hanya diperintahkan untuk tukang maksiat, tetapi diperintahkan kepada orang beriman, termasuk kita di dalamnya.
3. Sebagai seorang muslim, kita wajib mengikuti Rasulullah yang dalam sehari tidak kurang 70-100 kali beristighfar
Dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata: "Demi Allah, aku dalam sehari beristighfar tidak kurang dari 70 kali"
Itu Rasul, yang pasti masuk surga, yang dosanya sudah terampuni, yang tidak pernah melanggar aturan Allah, dalam sehari tidak kurang dari 70 kali beristighfar. Bandingkan dengan kita yang dari ke hari tidak lepas dari maksiat.
Ibnu Umar pernah menghitung, di sebuah majelis, Rasulullah seratus kali membaca : رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُور
4. Sebagai hamba Allah, kita butuh cintanya Allah dan Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ ﴿٢٢٢﴾
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." {Q.S. Al-Baqarah : 222}
Dalam sebuah hadits : "Sungguh Allah swt berbahagia menerima taubat seorang hamba, melebihi kebahagian seorang pengembara yang sedang melakukan perjalanan, tiba-tiba untanya hilang kemudian datang kembali*. Sehingga Allah swt membentangkan ampunan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba-Nya yang salah di siang hari. Dan membentangkan ampunan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba-Nya yang salah di malam hari. Sampai matahari terbit dari tempat terbenamnya (hari kiamat)."
*) : Dalam sebuah riwayat disebutkan, ada seorang pengenbara yang kehilangan unta yang di atasnya ada semua perbekalan, makanan, minuman, dan pakaian. Dicari tidak ketemu, sampai ia putus asa dan duduk di bawah pohon kurma. Saat sedang putus asa, unta tersebut datang kembali dengan perbekalannya yang masih utuh. Saking bahagianya, ia pegang tali kekang unta tersebut erat-erat supaya tidak hilang lagi. Ia sampai salah ucap : اللهم انت عبدي و انا ربك (Ya Allah engakaulah hambaku dan Akulah rabbmu), padahal maksudnya اللهم انت ربي و انا عبدك (Ya Allah, Engkaulah rabbku dan akulah hamba-Mu).
5. Memperbanyak taubat adalah kunci segala kesuksesan
Dari Imam Hasan Al-Basri :
Seorang pebisnis datang kepada Hasan Al Basri menceritakan masalahnya. Kata Hasan Al Basri : "Perbanyak istighfar."
Seorang wanita yang belum dikaruniai anak datang kepada Hasan Al Basri. Kata Hasan Al Basri : "Perbanyak istighfar."
Seorang petani yang gagal panen datang kepada Hasan Al Basri. Kata Hasan Al Basri : "Perbanyak istighfar."
Seorang pengusaha yang banyak hutang datang kepada Hasan Al Basri. Kata Hasan Al Basri : "Perbanyak istighfar."
Sampai ada dua puluh orang yang datang dengan dua puluh pertanyaan yang berbeda, jawaban Hasan Al Basri hanya satu: "Perbanyak Istighfar"
Muridnya penasaran, ada apakah dengan Hasan Al Basri. Apakah ilmunya habis, sampai semua persoalan jawabannya hanya satu. Kemudian ia bertanya kepada Hasan Al Basri. Jawaban Hasan Al Basri : Karena begitulah yang diajarkan Al Quran. Dalam surat Nuh ayat 10-12.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا ﴿١١﴾
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا ﴿١٢﴾
"(10) maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, (11) niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, (12) dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai."
________
Oleh karena itu, paling tidak setiap hari kita membaca sayyidul istighfar:
للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
atau : أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إلَّا هُوَ الْحَيُّ القَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيهِ
atau : رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُور
atau : اَسْتَغْفِرُالله الْعَظِيْم
atau yang murah meriah : رَبِّ اغْفِرْلِيْ
atau taubatnya Nabi Yunus a.s. : لَا اِلٰه اِلَّا اَنتَ سُبْحَانَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
apabila dalam masalah yang pelik bisa membaca taubat dan istighfar ini seperti Nabi Yunus
atau doanya Nabi Adam a.s. : رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Inilah istighfar dan taubat yang harus kita perbanyak terutama di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan dalam rangka mengetuk pintu taubat.
Ada satu lagi yang lebih spesial, salah satu doa taubat
اللهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَى فَاعْفُ عَنِّي
Kata ahli hadits, apa bedanya ampuni aku dengan maafkan aku? apa bedanya فَاغْفِرْلِي dengan فَاعْفُ عَنِّي?
Bedanya adalah, kalau "Ampuni aku" di catatan dosa kita tertulis kita berbuat dosa, tapi dicoret. Catatannya masih ada cuma dicoret aja. Kalau "Maafkan aku" catatannya juga dihapus, ga jadi dicatat.
Tambahan satu lagi: berdoalah dengan تَضَرُّعًا وَ خُفْيَةً , penghormatan dan penuh rasa takut.
والله اعلم ب الصواب
------akhir dari kajian------
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang beruntung. Terutama di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini. Aamiin.
------
Dicatat dan ditulis kembali oleh :
Kholifatul Mursyidah
Pembinaan dan Kaderisasi
Formasi 26
#OurEpicVoyage
No comments:
Post a Comment