Sunday, July 3, 2022

Story of June

It's been 7 months since the month I thought it was the closure for me. There's still no closure, at least until today. I'm still here, sitting, waiting for something I am never sure of, day-dreaming.

Padahal sudah 7 bulan berlalu tanpa apa itu namanya kalau orang senyum-senyum sendiri mengingat seseorang. Yang tersisa tinggal rana yang kadang sengaja dibiarkan. Memanaskan kelopak mata sampai berair dan menimbulkan rasa sakit. Menyesakkan rongga dada sampai butuh tenaga lebih untuk memenuhkan oksigen ke paru-paru hingga yang terdalam.

Mengharapkan seseorang secara sepihak kadang-kadang bisa disebut self-harm juga. Karena kita dengan sadar membuat diri tersiksa, bahkan sampai merasakan efeknya secara fisik. Dalam kasusku, aku merasa sesak, badan gemetar, kadang kedinginan, kadang mual.

Tidak ada lagi rasa senang saat bertemu. Tidak ada lagi malu-malu. Tidak ada lagi semangat yang tiba-tiba ada saat pertemuan. Yang ada hanya kemarahan, kesedihan, dan kebingungan.

Tidak, aku tidak membenci personanya. Aku hanya membenci keadaan dan diriku sendiri. Aku membenci keadaan yang membuatku harus ada di sana. Aku membenci diriku yang belum bisa terlepas dari samsara yang kubuat sendiri. Aku marah pada keadaan yang membuatku tidak bisa mengungkapkan apa mauku. Aku marah pada diriku yang sebelumnya tidak kuketahui bisa sebodoh ini.

Aku benar-benar berharap ini tulisan terakhir tentang cerita fase ini. Aku benar-benar tidak ingin ada story of bulan lainnya lagi. Tolong. Kali ini, kuharap ini benar-benar closure.

No comments:

Post a Comment