“Lebih setuju Let It Be atau Let it Flow?”
Ini untuk kamu yang memilih untuk berhenti
berharap. Memilih untuk sadar posisi dan sadar diri. Mencatut kata-kata saya
sendiri : sekeras apapun saya berusaha menghilangkan batas, saya tetap tidak
bergerak ke mana-mana. Untuk kamu yang sudah cukup puas dengan posisimu
sekarang.
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan teman saya
suatu malam. Lagi-lagi bicara soal hati. Waktu itu teman saya menyarankan saya
menulis lagi. Seolah-olah sebelumnya saya sangat rajin menulis. Padahal saya
menulis tergantung mood saya. Kemudian dia menyinggung-nyinggung soal galau
(aih, galau lagi, galau lagi). Katanya, saya banyak menulis saat saya sedang
sering galau sebelumnya.
Sekarang sih, saya lebih suka nyadar diri.
Setelah sms si-dia malam itu (sudah agak lama kalau coba diingat-ingat), saya
mencoba lebih banyak menahan diri, lebih
banyak mencoba bersikap biasa, dan lebih memosisikan diri tentunya. Apalagi
berharap, buang aja deh jauh-jauh.
Ditanya demikian, saya hanya menjawab itu pilihan
yang sulit. Karena menurut saya dua frasa itu adalah kondisi yang sebenarnya
berdampingan. Saya sih berkaca pada kondisi saya sekarang ini.
Ketika tidak ada yang bisa dilakukan untuk
mengubah apa pun, atau lebih tepatnya tidak ingin mengubah apa pun, biarkan
saja frasa pertama itu berlaku, Let it be. Yasudahlahya, biarin aja semuanya
begini. Mau gimana lagi?
Lalu apa kamu akan baik-baik saja? Iya, lah.
Jantungmu nggak akan tiba-tiba berhenti, kan kalau kamu sudah kehabisan harapan
soal ini. Ah, masih banyak orang kok di dunia ini. Waktu kamu juga masih
banyak. Yah, untuk sekarang, Let it flow ajalah. Biarkan hatimu tetap
beresonansi. Biarkan feromonmu tetap bereaksi.
Makanya, Let It Be dan Let It Flow itu tidak bisa
dipilih. Adalah sebuah keniscayaan sekaligus konsekuensi ketika kamu memilih
untuk tidak mengubah apapun, kamu harus menerima semuanya mengalir dulu. Kalau
kata di novel-novel, biarkan waktu yang menjawab. Sekarang urusannya ada pada
dirimu sendiri untuk tetap menjaga hatimu, menikmati dulu anugerah Tuhan yang
tidak pernah kamu minta itu. Saya sudah memilih dan mencoba menjalankan konsekuensi itu, dan saya baik-baik saja. :) J
No comments:
Post a Comment