Jangan biarkan hatimu bangga atas pujian orang lain, dan terpuruk karena hinaan mereka -anonim
5 hari menuju Ramadhan
Begitu teks reminder malam ini. Bikin banyak berpikir. Betapa hati ini begitu lemahnya. Jangankan ujian hati yang datangnya menyisip-nyisip kayak gini. Ujian yang terang-terangan macam benar-salah saja masih sering gagal.
Tentang pujian, sering kali ia datang dari orang yang mungkin tidak tahu terlalu dalam tentang kita. Tidak tahu respon yang bisa kita lakukan di saat kritis. Tidak tahu hal-hal lain yang dilakukan di balik jangkauan pantuan mereka.
Pernah nggak kamu merasa tidak pantas menerima suatu pujian, bahkan jadi merasa tersindir karenanya? Aku sering.
Oh, pasti pernah juga kita berbangga atas pujian. Kadang kala, kalau rasanya pujian itu benar adanya, akan timbul (walau mungkin sedikit) rasa senang karena diakui. Kalau pinter ngeles, akan mudah menutupinya. Kalau tidak, siap-siap awkward.
Tentang hinaan, beberapa orang bisa lebih bertahan menghadapi hinaan daripada menghadapi ujian berupa pujian. Tapi ingin pengakuan itu khas manusia banget. Karena manusia itu ga bisa dilepasin dari ego dan pride.
Jadi intinya apa? Nggak ada. Balik lagi aja ke quote awal. Ah, urusan hati banyak banget ya ujiannya.
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك و على طاعتك
Rumah, Penghujung Ahad, 21 Mei 2017
No comments:
Post a Comment