Aku dalam kotak besi besar bergerak. Pagi ini
sepi. Entah aku yang berangkat terlalu pagi, atau alam sedang berserikat
membantuku. Kotak besi besar bergerak ini pernah memuat banyak orang, beragam
asal dan latar belakang, beragam misi dan tujuan.
Kotak besi besar bergerak, antara Blok M dan
Kampung Rambutan. Melaju cepat membelah udara pagi yang sudah dianggap siang
oleh pengguna Jakarta. Melawan arah arus rombongan massa kuda-kuda besi yang
berjejal menuju pusat kota.
Kotak besi besar bergerak ini. Hanya ada satu
orang di setiap pasang kursi. Dua pasang kursi kosong. Dan hanya ada satu anak
sekolahan di barisan kursi paling belakang.
Kotak besi besar bergerak. Ditemani sepoi angin
dari lubang di kotak besi besar bergerak ini. Menghembus dengan perlahan,
menyadarkan insan-insan yang nyaris jatuh terlelap. Masih sepagi ini. Atau
justru membuat mereka bertambah rileks dan semakin jatuh terlelap dalam
mimpinya. Tempat tujuan mereka masih jauh. Masih cukup waktu untuk terlelap
sejenak.
Kotak besi besar bergerak membelah dari Selatan
ke Timur. Manusia naik dan turun bergantian. Menambah pundi-pundi receh sang
pengemudi dan seorang kondektur. Pundi-pundi yang masih harus dikurangi
pungutan di sana-sini. Uang rokok untuk si ini dan si itu. Dan yang tersisa di
kantong mereka di akhir hari belum tentu cukup untuk menghidupi anak-istrinya.
Kotak besi besar bergerak. Sesekali naik orang
lain yang mencoba menumpang mencari sambungan nyawa. Sekedar untuk pengganjal
perut malam ini mungkin. Bermodalkan gitar bekas yang dibeli di pasar loak.
Atau tabuhan buatan sendiri dari bekas paralon dan bekas ban dalam. Atau hanya
bermodalkan wajah memelas dan cerita hidup yang mengenaskan. Mereka mencoba
mengumpulkan keping-keping kehidupan yang tersimpan di kantong-kantong tebal
celana perlente.
Kotak besi besar bergerak pagi ini yang aku
naiki. Kala angin masih sepoi membelai. Kala embun masih segar menyesap.
Kiri-kanan jalan toko mulai buka. Depan belakang jalan belum banyak kuda besi
melintas dan menyalip. Dan aku masih punya waktu dan konsentrasi untuk
merenung sejenak. Sampai aku disadarkan oleh bunyi palang naga besi. Aku harus
turun di sini.
Sementara si kotak besi besar bergerak. Kembali
melanjutkan penjelajahannya membelah Jakarta dari Selatan ke Timur dan dari
Timur ke Selatan.
No comments:
Post a Comment